Rabu, 22 Februari 2017

pohon tumbang (i)




Kemarin sore ada kejadian mengerikan. Kulihat pohon pohon ini ditebang. Mungkin biasa saja bagi sebagian orang, bahkan ada yang beranggapan bahwa memang lebih baik ditebang. Sedih rasanya, di Bumi yang semakin panas ini masih sering ditemui hal – hal seperti ini. Jengkel, saya bertanya kepada beberapa orang di sekitar situ perihal kenapa pohon ini ditebang. “uda terlalu besar mas, nanti takutnya ngerobohin rumah sini”, “jadi gelap mas, kalo di tebang gini kan jadi kelihatan padang(baca:terang)”, “sudah waktunya ditebang mas”. Jawaban seperti itulah yang rata – rata saya terima. 

source : http://www.pikiran-rakyat.com/sites/files/public/image/2016/11/akar%20pohon.jpg
 
Lalu aku bertanya kepada korban, yaitu tiga pohon besar yang sudah terpenggal – penggal menjadi beberapa bagian, “kenapa kalian ditebang? Apa kalian melakukan sesuatu yang salah?”. Kemudian salah satu pohon itu membentakku dan berkata “kami tak melakukan apapun? Aku juga tak menyenggol apapun! Aku juga membenamkan akar – akarku dengan benar dibawah aspal kalian! Aspal kalian itu membuat akar – akarku kesulitan mencari air. Kalian menghalangi hujan dasar sialan!” aku tertegun terdiam mendengarkan salah satu penjelasan pohon tersebut sedang dua pohon yang lain hanya menangis. 

“mereka bilang takut rumah mereka hancur apabila salah satu dari kami roboh. Kupikir kalian saja yang bikin rumah terlalu dekat dengan kami. Jauh jauh sana kalo tak mau tertimpa pohon tumbang!” dia menambahi “nenek moyang kalian dulu menanam kami disini itu supaya jalanan menjadi teduh dan adem! membuat udara sejuk! Padahal waktu itu kami masih sangat kecil dan tidak berpengaruh kepada nenek moyang kalian. Tapi mereka memikirkan kalian! Mereka ingin kalian adem dan tidak kepanasan! Sekarang kalian malah pake AC yang jelas – jelas bayar mahal!” lagi aku terdiam mendengar perkataan mereka. “dunia semakin panas kawan kecilku, kami cuma ingin membantu mengolah udara kalian” kali ini dia memelankan suaranya. Terimakasih pohon tumbang. Aku pergi meninggalkan mereka dan menaruh sebuah batu di pangkal batang mereka. Tanda bela sungkawa telah meninggal kepedulian terhadap lingkungan.

-pohon tumbang-

source : blog lama yang ditulis ulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar